PADANG - Guru besar Universitas Negeri Padang (UNP) Harris Effendi Thahar mengatakan, penulis harus banyak membaca karya orang hebat. "Jika tidak, maka kualitas penulis tersebut hanya sampai di situ saja."
Hal itu ia sampaikan saat memberikan Orasi Budaya pada acara Halal bi Halal, dan Penyerahan Penghargaan Satupena, di Kyriad Hotel Bumi Padang, Sabtu (29/4/2023).
Ia menjelaskan, penulis adalah sebuah profesi intelektual yang mencurahkan gagasan, ide dan pikirannya dalam sebuah media, baik media sosial, media massa maupun buku. Karena itu, menjadi sebuah keharusan bagi penulis untuk banyak membaca berbagai referensi.
Profesor yang hobinya menulis cerpen itu juga mengingatkan, bahwa ilmu yang dimiliki seseorang akan bermanfaat jika dibagikan kepada orang banyak, dan itu akan dikenang sepanjang masa.
Baca juga:
Kota Solok Gelar Peringatan Hari Ibu ke-94
|
“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah, " ungkapnya mengutip sastrawan Pramoedya Ananta Toer.
Penulis Buku Kumpulan Cerpen 'Si Padang' itu juga mengatakan, sudah saatnya mengembalikan Minangkabau yang banyak melahirkan sastrawan dan budayawan, seperti Chairil Anwar, Hamka, Marah Roesli dan lain sebagainya di Indonesia.
Karena itu, ia meminta kepada penulis, khususnya anggota Satupena Sumbar agar mengabadikan ilmunya dalam sebuah buku, baik puisi, novel, roman dan lain sebagainya.
"Kita berharap para perempuan juga muncul menjadi penulis, " tandasnya.
Sementara itu Ketua Satupena Sumbar Sastri Bakry mengatakan, pemberian penghargaan Satupena Sumatera Barat kepada penulis, baru pertama kalinya diadakan tahun ini.
Ada pun kriterianya, katanya, memiliki produktif menulis yang tinggi di media, baik media massa atau buku, media sosial, dan lain sebagainya.
Tahun ini, katanya, penulis yang mendapat penghargaan adalah mantan wartawan Kompas Yurnaldi dan Saunir Saun, penyair yang mengaku bukan penyair.
Acara halal bi halal itu juga diwarnai penyerahan buku hasil karya wartawan Helo Indonesia Yusrizal Karana, Yurnelis, dan penulis muda berbakat yang masih duduk di kelas 2 SMP Aisha Marchaqueena Jasmine. (Mit)